Kunci Kesuksesan Debora Sebagai Pekerja Kristus (Hak. 4: 1-24)
Menurut kitab hakim-hakim
Debora memiliki dua jabatan dalam bekerja di ladang Kristus, yaitu sebagai nabiah
(nabi perempuan), dan sebagai hakim. Sebagai nabi, ia menjadi alat perpanjangan
tangan Tuhan untuk menyampaikan pesan Tuhan bagi orang Israel, melalui nasehat,
teguran, motivasi, perlindungan, pertimbangan, dll. Sebagai hakim, ia
mendemonstrasikan sikap yang selalu memberikan jalan keluar terhadap
permasalahan, perkara-perkara yang sulit atau sukar dialami oleh bangsa Israel
menyangkut antar-suku dan antar bangsa.
Dapat dikatakan bahwa ia
merupakan seorang hamba Tuhan yang berhasil dalam tugas dan peran yang Tuhan
percayakan bagi-Nya. Hal ini ditunjukkan dengan julukan yang diberikan
kepada-Nya sebagai “ibu di Israel” (Hak. 5:7), “julukan yang lain sebagai abdi
Allah/hamba Allah/atau utusan Allah, digolongkan sebagai hakim-hakim besar,
selain Simson dan Gideon karena memiliki masa pelayanan yang lebih lama
dibandingkan dengan masa pelayanan hakim-hakim lainnya, yang disebut sebagai
hakim-hakim kecil (ada dua pasal menceritakan tentang siapa Debora sebagai
pekerja Allah), serta prestasinya membawa kemenangan bagi umat Israel dalam
menghadapi perang sengit dengan Yabin Raja Kanaan; dan Sisera panglima tentara
Yabin di gunung Tabor.
Apabila diperhatikan
dalam pasal empat dan pasal lima, maka yang menjadi kunci keberhasilan Debora
dalam memenuhi panggilan Tuhan sebagai pekerja-Nya adalah:
1.
Karena
Ia memiliki karunia-karunia rohani, khususnya bernubuat yang memungkinkan dia
mendengar berbagai amanat Allah dan menyampaikan kehendak-Nya kepada umat-Nya
(ay. 6-7). Nabi berasal dari bahasa Ibrani nabi’ (tunggal) atau nabi’im (jamak)
berarti bernubuat “mengeluarkan kata-kata berlimpah-limpah dari pikiran Allah
dan Roh Allah. Jadi, seorang nabi adalah seorang juru bicara yang mencurahkan
kata-kata di bawah kuasa dorongan Roh
Allah. Pada waktu orang Israel ditindas, mereka datang mencari perlindungan dan
nasehat. Lalu Ia mendemonstrasikan perannya sebagai nabiah seperti tertera
dalam daftar para hakim, dengan memerintahkan Barak supaya maju berperang
sebagai panglima tertinggi Israel melawan Sisera panglima tentara Yabin Raja
Kanaan. LIHAT, (Hak. 4: 6-7). Selanjutnya, dalam ayat 9 “...ia berkata Tuhan
akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan”. Hasilnya, Sisera
kalah mutlak dalam pertempuran di Kison (4:15; 5:19). Artinya, apa yang
dinubuatkan Tuhan baginya, ia sampaikan kepada panglima Israel dan umat Israel
dan itu tepat terjadi. ayat 21...Ia menang karena Tuhan menyertai dan berkenan.
Badai hujan angin mendadak dan banjir menjadi penyelamat Israel
2.
Ia
memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan. Hubungan erat Debora dengan Allah
membuat dirinya sangat berpengaruh di antara umat-Nya (ay. 9). Bukti lain
adalah, bahwa menjadi seorang hakim bukan sembarang orang, namun orang yang
berkualifikasi (Keluaran 18:21 “Takut akan Allah”). Ia selalu memandang dunia
dan umat-Nya dari sudut pandang Allah dan bukan manusia. Hal ini memang tepat
idealnya nabi atau hamba Allah memiliki kerohanian yang jauh lebih tinggi
daripada orang-orang sezamannya.
3.
Ia
percaya bahwa Allah berjalan di depannya (14). Perlu sekali Allah berjalan di
muka kita untuk membuka jalan, jika Ia tidak menuntun sepanjang jalan, usaha
kita akan gagal. Kemampuan manusia terbatas, namun oleh pertolongan-Nya sesuatu
yang mustahil dapat terjadi. Oleh karena itu kita harus sungguh-sungguh
berusaha untuk terbuka bagi bagi bimbingan dan pimpinan Allah yang terus
menerus dalam kehidupan kita (Kel. 33:15). Bagaimana Tuhan membimbing umat-Nya
lewat firman-Nya.
4.
Karena
Ia suka/gemar memuji Tuhan. (5:1). Nyanyian Debora dan Barak adalah nyanyian
pujian kepada Allah, (3) karena kemurahan-Nya, dan tindakan-Nya yang adil demi
Israel (ay. 11). Masih ingat kisah Paulus dan Silas dalam Kisah 16:25 “tetapi
kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah, lalu terjadilah gempa bumi yang hebat, bangunan di penjara itu
goyah. Ada kuasa dibalik pujian, itu bukan sebuah pernyataan kosong, dan tanpa
makna bagi orang beriman; namun memiliki kekuatan dan kuasa yang bisa
menggerakkan hati Allah untuk menunjukkan keluarbiasaan-Nya bagi kita.
1. Sebagai
orang pilihan Allah dalam melaksanakan pekerjaan-Nya kita tentu menghendaki
menjadi hamba Tuhan yang berhasil, (bukan semata-mata diukur dari perspektif
dunia/diri sendiri; namun perseptif Tuhan, maka kita perlu memiliki
karunia-karunia rohani, akrab dengan Tuhan, percaya bahwa Allah berjalan di
depan kita, dan senang memuji Allah; sebab ketika pujian dengan ketulusan
dipersembahkan, maka kuasa-Nya turun atas kita.
Komentar
Posting Komentar