Pemeliharaan Tuhan atas Orang Percaya yang Mengalami Krisis
Pemeliharaan Tuhan Atas Orang Percaya Yang Mengalami Krisis
Nats : 2 Raja 4:1-7
Alon Mandimpu Nainggolan
(Sebuah refleksi teologis di tengah pandemik virus corona 2019)
Krisis adalah keadaan yang genting, kemelut-kemelut, keadaan berbahaya. Setiap peristiwa apapun di luar diri seseorang yang mengubah keseimbangan hidupnya disebut krisis. Saya mengamati beberapa hal yang dapat membuat orang mengalami krisis adalah: Kehilangan pekerjaan, kedudukan yang tinggi, kecelakaan, sakit yang menahun, kematian anggota keluarga, ketidaksetiaan pasangan hidup, perceraian, pindah dari tempat yang dirasa aman, bencana alam, perang, paceklik.
Memiliki status Kristen pun tidak menghapus kenyataan itu. Sesungguhnya hidup manusia dari detik penciptaan di gua garba (rahim) ibu sampai detik putusnya napas adalah rangkaian hal-hal yang berkebalikan sedih – senang, susah – mudah, kuat – lemah, tertawa – menangis, dll. Hidup manusia dari detik penciptaan ulang dengan lahir baru dalam Yesus sampai saat pulang ke rumah Bapa juga adalah rantai perubahan. Banyak orang yang bertahan, kuat dan berhasil dalam kesesakan, namun tidak sedikit juga yang gagal dalam menyikapi krisis yang datang silih berganti dalam hidupnya. Seorang yang mengalami krisis dapat menyesuaikan diri atau dapat menjadi lebih buruk.
Namun, saya melihat ada satu kelebihan orang yang percaya kepada Tuhan yaitu bahwa ketika mereka mengalami permasalahan hidup / krisis mereka memiliki Yesus yang selalu setia menyertai dan memelihara. Itulah yang menghibur dan menguatkan serta yang membuat hidup orang beriman lebih tangguh, lebih kuat, lebih berpengharapan, karena mereka memiliki seorang Allah di atas segala Allah yang berkuasa di kolong langit maupun di bumi yang akan membawa pembebasan.
Bagian firman Tuhan ini mengisahkan seorang janda nabi yang terlilit hutang, bukan maunya seperti itu namun keadaanlah yang harus ia hadapi setelah suaminya meninggal (karena telah dibunuh oleh ratu Izebel). Lagipula zaman itu adalah zaman kelaparan sehingga semua orang sangat susah. Banyak orang yang tidak memberikan persepuluhan kepada nabi sehingga mereka tidak bisa menjalani hidup mereka dengan normal. Untuk melanjutkan hidup, maka mereka harus berhutang. Ia sangat membutuhkan pertolongan di saat itu karena jikalau hutangnya tidak dibayar maka kedua anaknya akan segera diambil oleh penagih hutang untuk dijadikan budak, sedangkan yang ia punya hanyalah sebuah buli-buli berisikan minyak dan itu tidak cukup untuk membayar hutangnya. Namun, janda itu datang (jujur dan terbuka) kepada nabi Elisa dan ia taat di saat Elisa perintahkan untuk meminta banyak buli-buli kosong kepada tetangganya yang akan diisikan minyak.
Ada beberapa prinsip yang dapat kita pelajari dari perikop ini yaitu:
• Allah adalah Allah yang penuh belas kasihan kepada orang yang berharap dan mengandalkannya. Dalam bagian ini nabi adalah wakil Allah untuk memberikan solusi, sebab Tuhanlah yang memberikan hikmat kepada hamba-hamba-Nya. Nabi adalah representasi Allah. Ketika seorang janda ini memberitahukan masalahnya kepada nabi, nabi itu tidak tinggal diam namun ia langsung bertindak. Ia berkata “apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa yang kaupunya di rumah.” Zaman sekarang banyak orang ketika mengalami masalah namun tidak mencari Tuhan, malah ada yang pergi ke dukun atau orang pintar atau kepada orang lain. Mereka ingin yang mudah saja atau yang gampang. Bagian ini menegaskan bahwa Allah perduli terhadap permasalahan orang percaya. Allah menjamin hidup orang percaya yang mengalami kesusahan. “Allah itu ibarat orang tua yang akan melakukan apa saja untuk memberi makan anak-anaknya”. Allah Bapa kita terlebih lagi mengasihi dan memelihara kita. Matius 10:30 “dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya”.
• Bagi Allah tidak ada mujizat/ sesuatu yang luar biasa sebab Dia adalah mujizat. Tuhan adalah Allah yang tidak terbatas kuasaNya. Dia sanggup mengubahkan keadaan dari sesuatu yang kecil dan sedikit menjadi kelimpahan bagi mereka yang taat. “Dari sebuah buli-buli berisi minyak (sebotol kecil) Allah bisa buat cukup untuk membayar hutang dan meneruskan hidup janda tersebut”. Allah sanggup melipatgandakan apa yang dimiliki oleh orang percaya. Ketika diserahkan kepada Tuhan apa yang kita miliki, Dia sanggup mengerjakan mujizat lewat ketaatan kita kepada firman-Nya. Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan. Allah suka bekerja dengan sesuatu yang sedikit supaya nyata bahwa Ia adalah Allah yang besar. Efesus 3:20 menulis, Dia dapat melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang kita pikirkan. Roh Kudus adalah kuasa yang mengerjakan semua mujizat. Dia Allah yang memberkati dengan kelimpahan, lebih dari apa yang kita perlukan.
• Taat kepada perintah Tuhan. Ketika nabi Elisa berkata “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit”. Janda itu melakukan tepat seperti apa yang dilakukan oleh nabi Elisa. Ia bekerja keras, ia meminta bejana, ia tidak menyerah pada keadaan, tidak gengsi walau harus meminjam, ia tidak bersungut-sungut atau berbantah-bantahan namun ia segera menyiapkan segala sesuatunya. Terkadang banyak orang taat dan percaya di saat sudah melihat bukti baru ia mau melakukan perintah Tuhan namun Tuhan Yesus Kristus pernah berkata, “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” beberapa contoh orang yang taat, yaitu: Tuhan Yesus Kristus (Ibrani 5:7-10), peristiwa di Kana (Yohanes 2:1-11), dan Naaman (2 Raja-raja 5:1-27). Seorang janda di Sarfat melakukan apa yang diperintahkan Elia, dan mengalami mujizat, minyak dalam buli-buli yang dia miliki tidak habis sampai masa kelaparan berlalu (1 Raj 17:7-15). Saat kita taat melakukan perintah-Nya, Allah bertanggung jawab untuk melindungi dan memelihara serta mencukupkan kita.
• Ayat 6 “minyak berhenti mengalir” (Allah memberkati sesuai kebutuhan, bukan keinginan yg tiada batasnya). Ketika anak-anaknya berkata Ttidak Ada Lagi Bejana maka berhentilah minyak itu mengalir.
Mungkin keadaan kita pernah terjepit sama seperti yang dialami oleh janda itu atau dengan masalah yang lain yang membuat kita bingung dan tidak tahu mau berbuat apa? Datanglah kepada Tuhan dan taatlah kepada firman Tuhan maka Tuhan sendiri akan memelihara kita. Satu keyakinan percaya kita adalah jikalau Tuhan bisa memelihara hidup seorang janda ini, maka Dia juga yang akan memelihara hidup kita.
Tongkat Musa menjadi tongkat Allah ketika Musa menyerahkan tongkatnya kepada Allah (Kel 4:2;20). Apa yang kita miliki? Hidup kita? Serahkanlah hidup kita kepada Tuhan. Ketika hidup kita menjadi milik Tuhan, maka Tuhanlah yang akan bertanggung jawab atas hidup kita. Dan Dia jugalah akan melipatgandakan hidup kita menjadi berkat bagi banyak orang. Tidak melupakan kedaulatan Allah yang mengasihi manusia dan sadar bahwa krisis itu/keprihatinan itu adalah alat mendewasakan itulah satu kunci keberhasilan menghadapi krisis dan memperoleh pertumbuhan pribadi; penyerahan, pasrah dan tawakal.
Penyerahan bukan berarti menyerah dan bukan takluk kepada krisis, bukan mental yang sia-sia menyangkal realita. Penyempurnaan diri dan membuang rasa kemanusiaannya. Dia menerima yang tidak dapat diubah. Dia bekerjasama dengan hidup bukan dengan kematian. Kalau penyerahan disangkal maka pemecahannya tertunda. Penyerahan adalah alat kesembuhan dan sering makan waktu.
Memaknai pemeliharaan Tuhan yang sempurna di tengah Pandemik Virus Corona 2019 adalah sangat relevan, memberi pengharapan, dan menguatkan hati. Virus Corona 2019 telah membawa krisis yang amat dalam bagi dunia dan Indonesia, bagi orang percaya maupun tidak. Kondisi kesehatan terganggu, ekonomi lemah, aktivitas dibatasi, pemerintahan terhambat, dll. Banyak profesi mengeluh karena sulitnya hidup.
Namun, dengan iman kita mengakui bahwa yang dapat menyelesaikan krisis ini adalah Tuhan. Krisis ini sudah di luar kendali manusia. Teknologi canggih dan fasilitas kesehatan yang dibuat oleh manusia seolah tak berdaya untuk menanganinya. Oh, Tuhan nyatakanlah kuasa dan kedaulatanmu di tengah-tengah dunia yang mengalami krisis saat Ini. Berikanlah jalan keluar terbaik bagi kami dan mampukan kami oleh Roh Kudusmu untuk mengimani bahwa pemeliharaanmu sempurna atas kami. Tuhan yang kami puji dan sembah adalah Tuhan yang sama, kemarin, dahulu dan selamanya.
Soli Deo Gloria
Semoga setelah membaca renungan ini, iman para pembaca kepada Tuhan semakin diteguhkan dan sungguh mengalami kuasa pemeliharaan-Nya di tengah krisis.
BalasHapusSoli Deo Gloria