Meresponi Panggilan Tuhan Dengan Sungguh-sungguh Matius 4:18-22
Dalam pasal sebelumnya telah dijelaskan bahwa Yesus telah dilantik/ditahbiskan sebagai hamba Tuhan, sesuai dengan istilah yang dikenakan pada-Nya dalam Yesaya 49:5-6 dan Yesaya 50:4 “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan”. Dan tiba saatnya Ia hendak memulai pelayanan-Nya di dunia. Sesungguhnya, Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Namun, dalam mendemonstrasikan tujuan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, Ia memanfaatkan beragam peran. Misalnya, sebagai nabi, teolog, gembala, imam, guru, dll. Dalam Yohanes 13:13 Yesus sendiri berkata “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”. Dalam perannya sebagai guru Ia membutuhkan murid-murid yang dapat menolong Dia kelak, dan dapat meneruskan pekerjaan mengajar itu setelah Yesus berangkat dari dunia.
Menurut para ahli tafsir, pertemuan Yesus dengan murid-murid yang pertama dalam Matius 4:18-22 adalah pertemuan yang kedua. Pertemuan yang pertama adalah di dalam Yohanes 1:35-42. Maka, ada yang beranggapan bahwa pemanggilan murid-murid yang pertama dan pengiaan mereka yang serta merta, dikarenakan pertemuan sebelumnya, di mana Yohanes Pembaptis melayani, dekat sungai Yordan.
Yang menarik dalam perikop ini adalah bahwa Yesus memilih danau Galilea sebagai awal mula/pangkalan pelayanan-Nya. Mempunyai lebar sekitar 10-13 Km dan panjang sekitar 20-21 Km. Lumayan luas, namun tidak seluas danau Toba. Di sekeliling danau itu terdapat beberapa kota seperti Kapernaum, Betsaida, dll.
Apakah ini kebetulan? Ada yang mengatakan tidak.
1. Bahwa itu memang ketetapan Allah. Sudah pernah dinubuatkan oleh nabi Yesaya bahwa Yesus akan tampil di Galilea untuk memberitakan kabar baik. Sehingga kegelapan akan berubah menjadi terang. Dalam pemikiran orang Yahudi Danau Galilea atau Danau Tiberias atau Danau Kineret (Bil. 34:11), diterjemahkan Genesaret (PB) dalam istilah PL memiliki makna yang mendalam. Bagi mereka “dari ketujuh danau yang diciptakan oleh Allah, tidak ada yang dipilih-Nya selain Danau Genesaret”. Ungkapan ini diteguhkan dengan tindakan Yesus dalam memulai pelayanan di tempat itu. Bahkan ia menghargai-Nya dengan pendemonstrasian mujizat dan kehadiran-Nya.
2. Karena Galilea adalah sebuah pemukiman yang padat, sehingga baik sekali untuk membawa mereka untuk masuk dalam Kerajaan Allah.
3. Karena Galilea adalah pusat perikanan dan perdagangan, banyak orang dari pelbagai latar belakang tinggal dan beraktivitas di sana sehingga kabar baik akan lebih mudah tersebar.
4. Mengapa Yesus memilih Galilea? tidak memilih istana Herodes? Mengapa bukan ke Yerusalem? Atau tempat-tempat lain? Galilea merupakan daerah terpencil, penduduknya kurang terpelajar dan kurang halus, tutur kata mereka kasar, tidak sopan, dianggap aneh, asal-usul mereka nyata dari bahasa mereka. Namun, Yesus memilih tempat ini dan memanggil murid-murid yang pertama dari tempat ini sebab Ia juga merendahkan diri-Nya sendiri, dan menunjukkan bahwa Allah telah memilih orang-orang-orang yang dianggap biasa oleh dunia ini untuk mengubah dunia; mereka yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Di situlah Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama dan memulai pelayanan-Nya kepada masyarakat luas.
Jika kita perhatikan; dalam satu perikop ini ada dua kisah pemanggilan yang diceritakan:
1. Yang pertama adalah kisah Simon Petrus dan Andreas.
Peristiwa pemanggilan ini berawal ketika Ia melihat dua orang nelayan bersaudara. Kegiatan yang dilakukan oleh kedua bersaudara ini adalah sedang menebarkan jala di danau untuk menangkap ikan. Jala di sini kemungkinan besar berupa jaring melingkar dengan sebuah tali penarik dan batu pemberat di sekeliling tepi jaring. Dengan kata lain, mereka adalah seorang nelayan. Pekerjaan mereka tiap-tiap hari untuk memenuhi nafkah mereka dan keluarga adalah dengan menangkap ikan. Yang menarik, di tengah kesibukan mereka, Yesus berkata kepada mereka “Mari Ikutlah Aku”. Kata mari ikutlah Aku dalam bahasa Yunani adalah “deute opisoo mou” yang berarti marilah di belakangku atau berjalanlah di belakangku.
Apa arti pernyataan ini? Pernyataan ini merupakan panggilan khusus dan istemewa Yesus bagi mereka untuk menjadi murid-murid-Nya untuk berjalan di belakang-Nya. Mereka dipanggil untuk mengikuti dari belakang ke mana pun Yesus pergi, untuk mengikuti ajaran Tuhan Yesus dan teladan-Nya. Dalam pemikiran umat Allah dalam PL mengikuti berarti mengiringi, menaati, mengasihi, menyerahkan diri secara total, dan mengabdikan diri. Misalnya, Elisa yang mengikuti nabi Elia ( 1 Raja-raja 19:20). Yesus mengajak mereka untuk terlibat dalam pekerjaan-Nya.
Sesungguhnya, pada zaman itu, tidak lazim yang dilakukan oleh Yesus, yaitu Yesus sendiri yang memanggil dan memilih murid-murid-murid-Nya. Pada umumnya murid-muridlah yang memilih gurunya (melamar). Namun, ini merupakan kegenapan akan firman Tuhan bahwa bukan manusia yang memilih Yesus, tetapi Yesuslah yang memilih manusia. Pada zaman itu konsep kerabian atau keguruan sudah dikenal luas, bahwa rabi-rabi atau guru agama Yahudi mempunyai murid yang pergi dengan mereka ke mana pergi. Murid-murid itu mengamati perbuatan dan mendengarkan perkataan sang guru pada setiap kesempatan, dengan tujuan agar kelak murid-murid itu akan melakukan hal yang sama dengan gurunya.
Namun, tidak berhenti di situ saja, Yesus memberikan sebuah tugas mulia bagi mereka, yaitu: “dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Apa hubungan penjala ikan dengan penjala manusia? Apa arti perkataan Yesus ini? kedengarannya konotasinya agak negatif. Saya melihat ini sebagai kiasan perbandingan dan koreksi. Biasanya profesi nelayan adalah sebuah profesi yang menggunakan berbagai cara untuk menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan sang nelayan. Misalnya, memancing, menombak, menjala; istilah sekarang membom, dan meracuni, dll. Namun, pada dasarnya menjala bukan semata-mata terikat pada caranya, tetapi pada tujuan. Mereka menangkap ikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan/kepentingan nelayan; dan bukan kepentingan si ikan. Justru ikannya dijual dan dibinasakan. Sedangkan, yang Yesus maksud sebagai penjala manusia adalah bahwa mereka bertugas untuk “menangkap manusia”atau membawa manusia kepada Allah/Yesus. Namun, bukan untuk kepentingan penangkap itu sendiri, melainkan bagi manusia yang ditangkap, yaitu agar mereka selamat, bukan binasa. Mereka ditugaskan untuk membawa manusia pada keselamatan yang sejati.
Lalu apa tanggapan dua bersaudara ini tentang panggilan Yesus? Matius menulis dalam Alkitab, ternyata mereka secara langsung meresponi panggilan Tuhan Yesus. “Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikut Dia”. Mereka siap dijadikan oleh Yesus sebagai murid-murid-Nya. Mereka tidak membuang-buang waktu atau menunda-nunda waktu. Mereka meresponinya dengan segera dan sungguh-sungguh. Bahkan, pada saat itu juga mereka meninggalkan hal yang sangat penting bagi mereka, demi mengikut Yesus, yaitu pekerjaan mereka. Mereka meninggalkan jalanya dan menghentikan pekerjaannya. Kedua murid itu berhasil menetapkan pilihan yang tepat, yaitu Yesus. Mengutamakan Yesus di atas pekerjaannya, mengutamakan Yesus di atas segalanya.
2. Kisah kedua adalah bagaimana Yesus memanggil Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya.
Kisah ini hampir sama dengan kisah di atas. Dikatakan bahwa Yesus meneruskan perjalanan (tidak tahu secara jelas berapa KM?). Lalu, Ia melihat dua orang bersaudara bersama ayahnya sedang memperbaiki dan membereskan jala. Maksudnya, adalah mempersiapkan jala sebelum dipakai lagi. Jadi, bagian yang robek dianyam, kotoran yang menempel dibuang dan tali-tali yang kusut diluruskan. Pada waktu itu, Yesus memanggil kedua bersaudara itu, sedangkan ayahnya tidak; untuk menjadi murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka, Mari Ikutlah Aku. Yesus memanggil mereka? Lalu apa responnya? Alkitab mencatat bahwa mereka segera meninggalkan ayahnya dan mengikut Yesus. Rintangan mereka adalah ayah atau keluarga dalam mengikut Yesus, namun mereka berhasil menetapkan prioritas. Mereka mampu mengatasi halangan mereka dalam mengikut Yesus.
Pada dasarnya, siapa yang kita ikuti akan menentukan seperti apa kita? Misalnya yang kita ikuti adalah seorang atlit. Pasti banyak hal yang berubah dalam hidup kita, tempat yang dikunjungi, menu makanan kita, aktivitas kita, pakaian kita, dll. Namun, yang lebih mendasar adalah bahwa gaya hidup kita akan berubah. Mengikuti Yesus sang Guru Agung juga membawa dampak dalam hidup murid-murid pada waktu, mereka mengunjungi tempat yang berbeda, jam bangun dan tidur yang berbeda, kegiatannya berbeda, objek yang dihadapi, dll. Seluruh hidup mereka diarahkan seperti Yesus yang diikuti. Maka, agak aneh jika ada orang yang menamakan diri pengikut Kristus atau murid Kristus, atau telah dipanggil oleh Kristus, namun gaya hidupnya masih sama seperti semula. Mengikuti keinginan daging, pengaruh dunia, dan hasutan dari si iblis. Coba dulu bilang ke samping kanannya? Apakah kamu masih sama seperti yang dulu?. Namun, bisa terjadi seperti itu karena mereka tidak meresponi panggilan Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh.
Dalam kedua kisah ini kita ketahui bahwa Pribadi yang memanggil, tempat pemanggilan, isi panggilan, dan responnya sama; sekalipun orang yang dipanggil, rintangan/halangan yang dipanggil berbeda. Pada masa kini pun Yesus dengan kuasa ilahi memanggil pengikut-pengikut, dan dengan kuasa Ilahi menyanggupkan mereka untuk menjadi berkat bagi orang yang lain. Adakalanya Yesus memanggil seseorang melalui mimpi, melalui pembacaan Alkitab, melalui orangtua, hamba Tuhan, Roh Kudus, dll. Ketika Yesus memanggil saudara dan saya, apa yang menjadi jawab saudara? Ketika Yesus memanggil saudara apa yang menjadi rintangan untuk mengikuti Dia? Sebagian orang mendapat halangan dari pekerjaan, keluarga, orang spesial, harta, jabatan, dll. Menetapkan prioritas tertinggi dan menanggapi panggilan Tuhan Yesus secara positif dan sungguh-sungguh untuk menjadi rekan sekerja-Nya adalah keputusan yang tepat dan yang sangat dikehendaki Yesus. Dengan mengikut Yesus, maka kita akan belajar mengubah apa yang utama menurut kita, menjadi apa yang utama dan yang diutamakan oleh Tuhan Yesus. Amin.
Kiranya apa yang menjadi prioritas, keprihatinan, dan orientasi Tuhan Yesus menjadi bagian dalam hidup kami amin.
Komentar
Posting Komentar