Yakub Bergumul dengan Allah


Yakub Bergumul Dengan Allah
Kejadian 32

Kisah ini diawali dengan peristiwa kepada siapakah berkat sulung itu diberikan. Esau yang ditipu oleh Yakub saudaranya dengan kacang merah demi mendapatkan hak kesulungan membawa luka yang sangat mendalam di hati Esau. Esau yang pada awalnya memandang ringan hak kesulungan menjadi sadar bahwa itu betapa berharganya sebab hanya satu kali untuk selamanya. Maka usai tipu-menipu itu Esau hendak membunuh adiknya Esau. Namun, beruntung ibunya Ribka menyuruhnya agar pergi ke rumah pamannya Laban. Yakub, yang senang tinggal di rumah, harus pergi jauh ke tempat pengasingan. Melalui peristiwa ini hubungan adik-kakak rusak, juga hubungan orangtua dengan anak, serta hubungan suami isteri.

Walaupun Esau telah menetap di Seir yang letaknya jauh di Selatan, pertemuan antara keduanya tidak dapat dihindarkan. Mendengar berita bahwa Esau sedang datang dengan cepat, dan diiringi satu pasukan yang kuat, Yakub dicekam ketakutan. Namun, kali ini dia buat rencana dan berdoa.
Seorang diri, dan dengan tidak tidur semalaman, perjuangan Yakub sepanjang hidupnya melawan Allah mencapai titik puncak dalam pergulatan yang luar biasa ini. Akhirnya, Yakub Pincang, tetapi menjadi seorang yang baru. Mezbah yang didirikannya sesudah itu bukan lagi bagi Allah leluhurnya, melainkan bagi Allah Israel (El Elohe Israel; 33:20).
Hasil pergulatannya dengan Allah:
1. Ia menjadi pribadi yang baru. Sejak perjumpaan dan pergulatannya dengan Allah membawa perubahan dan pembaharuan dalam diri Yakub. Namanya bukan lagi Yakub “si penipu” tetapi “Israel” sebagai lambang kemenangan. Hidupnya yang kotor di masa lalu dibersihkan oleh kasih Allah yang luar biasa.
2. Hubungannya dengan Esau yang rusak pulih kembali. Akibat doa yang dilakukan oleh Yakub semalaman akhirnya mengubah hati Esau yang keras menjadi lembut, penolakan menjadi penerimaan dan penyambutan yang hangat, hati yang dendam menjadi mengampuni, hati yang tidak memberikan ruang kosong untuk Yakub dihatinya menjadi kemurahan hati, keinginan untuk membinasakan menjadi suasana untuk saling menghidupkan. Diterimanya pemberian dari Yakub sebagai lambang bahwa persaudaraan itu telah pulih.

Ketika kita memiliki pergumulan yang besar, datanglah kepada Allah. Berdoa kepada-Nya, jangan beranjak sebelum Tuhan memberkati. Yakinlah Allah yang maha Pemurah dan Penyayang tidak akan membiarkan anak-anak-Nya pulang dengan tangan kosong, yang meminta dengan iman, ketulusan, keyakinan, dan ketekunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluaran 17:8-16 Mengalami Kemenangan

Perjumpaan yang Membawa Perubahan Hidup (Luk. 19:1-10)

Menjadi Pelayan Kristus yang Berkualitas